Peran Penerjemah Sebenarnya

Penerimaan sebuah teks tergantung pada pengharapan pribadi si penerima, yang ditentukan oleh situasi saat ia menerima teks, juga ditentukan oleh latar belakang sosial, pengalaman hidupnya, dan/ atau kebutuhannya untuk berkomunikasi.

Atau seperti komentar Nord (1991:16) tentang hal ini, “Mungkin maksud si pengirim dan harapan si penerima mirip, tetapi tidak selalu sama atau cocok.” Lebih-lebih: tidak semua pengguna karya terjemahan (inisiator, pe mesan, penerima) mengharapkan maksud dan harapan itu sama atau cocok. Memang ada yang mengharapkan demikian, tetapi hal ini jauh sekali dari syarat ideal mutlak untuk penerjemahan jenis apa pun, sehingga teori-teori yang lebih tradisional mengecualikannya.

Dengan menggunakan model analisis teks komprehensif yang memperhitungkan faktor di dalam maupun di luar teks, penerjemah dapat menciptakan “fungsi-dalam-kebudayaan” dari teks sumber. Kemudian, ia membandingkannya dengan (calon) fungsi-dalam kebudayaan pada teks sasaran yang dibutuhkan inisiator, mengenali dan memisahkan unsur-unsur teks sumber yang harus dipertahankan atau diadaptasikan selama penerjemahan.

Baca Juga Jasa Translate Bahasa Inggris Tersumpah

Dengan kata lain, penerjemah menjadi penengah di antara dua tindakan tekstual: teks sumber sebagai tindakan yang berfungsi dalam kebudayaan sumber, dan teks sasaran (yang dikehendaki) yang diinginkan inisiator agar difungsikan melalui cara tertentu di dalam kebudayaan sasaran.

Pada akhirnya, kebutuhan-kebutuhan inisiator akan menentukan bentuk teks sasaran, tetapi kebutuhan-kebutuhan tersebut harus disaring lewat apa yang sudah ditetapkan penerjemah sebagai “fungsi-dalam-kebudayaan” teks sumber. Pertimbangan etis mulai berperan tatkala penerjemah (atau orang lain) merasakan bahwa di antara kedua tindakan tekstual itu terdapat terlalu banyak perbedaan.

Kesepadanan fungsional antara teks sumber dan teks sasaran bukanlah skopos (tujuan) “lazim” sebuah penerjemahan, namun meru pakan pengecualian ketika faktor “perubahan fungsi-fungsi” tidak membuahkan hasil.

Karena teks sasaran melayani fungsi sosial dan budaya kebudayaan sasaran yang berbeda dari fungsi sosial dan budaya yang dilayani teks sumber pada kebudayaan sum

ber, maka terjemahan jarang sekali “sepadan secara fungsional” dengan naskah aslinya. Perubahan fungsional merupakan skopos yang lazim. Pertanyaan yang sering muncul adalah “Bagaimana perubahan skopos atau tujuan perubahan tindakan sosial tersebut pada kebudayaan sasaran?” Berikut definisi fungsional penerjemahan menurut Nord:

Penerjemahan berarti menghasilkan teks sasaran fungsional yang mempertahankan hubungan dengan teks sumber tertentu, yang dispesifikasikan sesuai fungsi yang diinginkan atau dituntut dalam teks sasaran (skopos penerjemahan). Penerjemahan mengizinkan berlangsungnya tindakan komunikatif apabila kendala linguistik dan budaya yang ada tidak mungkin teratasi tanpa tindakan tersebut.

Leave a Comment