Belajar dari Komunitas Penerjemah

Pengelola lembaga jasa penerjemah termasuk Anda juga harus berhubungan sebanyak mungkin dengan komunitas lain: orang yang mempergunakan wacana khusus spesifik dan yang tidak; pakar yang ada di lingkungan pekerjaan, konferensi profesi, atau di mimbar pengadilan; orang yang membaca dan/atau menulis untuk jurnal profesi, atau majalah “umum” berita, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan/atau berbagai ma jalah dan tabloid populer; orang yang memaparkan kisah kisah, hal-hal yang mereka lihat atau baca di surat kabar, pengalaman mereka atau teman mereka, lelucon yang baru saja mereka dengar, sesuatu yang baru mereka kerjakan.

Sebenarnya, menerjemah (translating) sama dengan bentuk lain dari membaca (reading) dan menulis (writing), menceritakan (telling) dan mendengarkan (listening). Menerjemah merupakan suatu bentuk komunikasi, saluran tempat beredarnya opini dan gagasan, pengaruh dan informasi. Penerjemah banyak sekali bergaul dengan orang orang yang mempergunakan saluran-saluran lain untuk menyebarkan hal-hal tadi, baik di dalam maupun di antara kebudayaan-kebudayaan. Berhubungan dengan komunitas yang mempergunakan saluran-saluran ini paling sedikit dalam dua bahasa, tentu saja sangat penting bagi penerjemah.

Baca Juga Fasih Menerjemah Bahasa Inggris

Inilah perbedaan utama antara penerjemah dan kebanyakan komunikator lainnya, namun hal ini membantu penerjemah berpikir dan bertindak secara menyeluruh dalam membayangkan pekerjaannya sebagai salah satu cara membangun hubungan yang komunikatif dengan lusinan, bahkan ratusan jaringan sosial yang berbeda-beda di seluruh dunia. Penerjemah profesional harus menjadi sel saraf dengan dendrit yang menghubungkan jaringan-jaringan komunikasi yang amat luas, dan senantiasa mampu melansir atau meminta informasi (juga ber bagai impuls penentu dalam istilah neurologi disebut impuls “penghambat” atau “perangsang”-seperti, “Ini lah yang harus kamu lakukan” atau “Saya rasa itu tidak etis”) kepada jaringan ini atau mana saja sekehendak ha tinya.

Eugene Nida (1985) menulis artikel berjudul “Translating Means Translating Meaning- Menerjemah Berarti Menerjemahkan Makna”. Artinya, penerjemah meneliti teks bahasa sumber untuk mencari maknanya, mengambilnya, dan menerjemahkannya ke dalam bahasa sasaran pandangan tradisional tentang profesi ini.

Sebuah pandangan tentang penerjemahan yang lebih sadar secara sosial dan antar budaya akan mengungkapkan kembali judul tadi menjadi “Translating Means Translating Meaning and Influence, and Connectedness- Through Vast Global Communicative Networks” (Menerjemah Ber arti Menerjemahkan Makna -Pengaruh, dan Saling Ke terkaitannya-Melalui Jaringan Komunikatif Global yang Luas). Atau lebih singkatnya: penerjemahan adalah penyebaran penerjemah terhubung dengan rantai komunikasi penerjemahan adalah kegiatan simpul saraf di dalam otak dunia.

Leave a Comment