Pengertian Akurasi bagi Pengelola Jasa Penerjemah

Pengertian bagi setiap orang adalah definisi, denisi akurasi dalam dunia penerjemah memiliki beberapa faktor penentu, pengelola jasa penerjemah tentu memiliki pengertian akurasi terjemahan sesuai dengan standard umum. Ulasan berikut adalah bagian dari kegelisahan para penerjemah yang terkadang mendapat protes dan pengguna jasa karena hasil terjemahannya dianggap tidak akurat.

Akurasi itu ditetapkan secara sempit dalam hal kesepadanan linguistiknya (linguistic equivalence), dan secara umum, dengan mengabaikan perbedaan kebutuhan, tuntutan, dan keinginan orang-orang yang nyata keberadaannya dalam situasi yang nyata pula. Jika ada klien yang menginginkan perampingan atau pemanjangan teks sehingga kesepadanan linguistik yang tepat antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran yang memendek atau memanjang sulit tercapai, maka sudah jelas itu bukanlah penerjemahan. Penerjemahan abad pertengahan dan zaman sesudahnya yang mengaburkan perbedaan antara terjemahan (translation) dan penjelasan (commentary) sehingga teks bahasa sasaran memuat materi-materi yang tidak ada pada teks bahasa sumber, bukanlah penerjemahan. Jika tidak bisa didiskusikan dalam kerangka kesepadanan linguistik dengan strukturnya yang abstrak, maka itu bukanlah penerjemahan, dan umumnya tidak didiskusikan sama sekali. Penerjemahan dianggap akurat, dalam arti benar-benar menyampaikan kandungan informasi (dan, menurut beberapa pakar teori, sebanyak mungkin gaya bahasa dan sintaksis) teks bahasa sumber-dan akurat secara abstrak, murni dalam hal analisis linguistik saja tanpa memperhatikan sama sekali siapa pemesannya dan untuk apa, serta bagaimana kondisi historisnya. Jika tidak demikian, itu tidak bisa disebut penerjemahan, sehingga tidak ada perhatian yang muncul dari para penerjemah atau sarjana penerjemahan.

Sikap seperti ini berubah drastis sejak akhir 1970-an; Namun, kebiasaan lama sulit hilang. Tradisi intelektual yang menjadi pijakan konsepsi penerjemahan abstrak sudah sangat tua usianya, sejak permulaan peradaban Barat dengan berdirinya gereja abad pertengahan dan tentunya rasionalisme Yunani (lihat Robinson 1991 dan 1996). Sudah merupakan tradisi Barat kuno untuk cenderung mengabaikan susunan sosial, pemeliharaan, dan penyebaran pengetahuan. Warisan tradisi tersebut masih sangat mempengaruhi pemikiran kita sampai seka rang, meskipun sepanjang abad ini telah banyak menuai kritik secara filosofis. Akibatnya, kendati kesadaran akan pengaruh masyarakat terhadap penerjemahan sudah se makin berkembang, sampai sekarang penilaian keberhasilan suatu penerjemahan dari kesepadanan linguistik abstrak kelihatannya masih “benar secara intuitif”. Memang sudah lebih banyak hal yang kita ketahui, namun pada suatu taraf yang tinggi dari keberadaan kita sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan, kita tidak mampu melakukan peningkatan.

Akurasi tidak dapat dimaknai sekedar kesamaan satu naskah atau dokumen dengan bahasa lain yang terkadang akurasi justeru ditentukan oleh faktor sosial dan budaya. Kami sebagai pengelola biro jasa penerjemah di jakarta tidak akan menerjemahkan idiom asing menjadi bahasa Indonesia tanpa tahu makna yang sebenarnya.

Leave a Comment