Langkah Cerdas Bagi Penerjemah Pemula

Seorang penerjemah amatir harus mampu menciptakan transisi dalam pikiran, ucapan, dan kehidupannya sendiri. Dengan bimbingan dari dosen dan/ atau pekerja profesional dalam bidang ini, mahasiswa/ peserta magang harus mulai menampilkan diri sebagai seorang profesional-dan itu senantiasa melibatkan kegiatan berpura-pura sampai batas tertentu, “Bisakah Anda mengirimkannya lewat modem ke BBS kami pada hari Jum’at?” “Ya, tentu saja, tidak masalah. Mungkin bahkan bisa hari Kamis.”

Padahal Anda belum pernah pakai modem, Anda tidak tahu apa itu BBS (bulletin board system) atau bagai mana cara kerjanya, tetapi Anda punya waktu sampai hari Jum’at untuk mencari tahu tentang hal itu. Hari ini masih hari Selasa, jadi Anda tidak berkata, “Saya tidak punya modem” atau “Apa itu BBS?” Anda menjanjikan untuk mengirimkan terjemahan itu ke BBS mereka dan langsung sibuk mencari orang untuk mengajari Anda bagaimana cara memakainya.

“Berapa tarif Anda?”

“Tergantung tingkat kesulitan teksnya. Dapatkah Anda kirimkan lewat faks agar bisa saya periksa dahulu? Nanti saya hubungi Anda kembali.”

Ini bukan soal biaya jasa penerjemah, dan bukan soal materi belaka. Ini adalah pekerjaan sungguhan Anda yang pertama dan tiba-tiba Anda tersadar, Anda tidak tahu berapa tarif yang dikenakan untuk pekerjaan ini. Anda hanya punya waktu kira-kira setengah jam sebelum agen atau klien tadi mulai tidak sabar menanti telepon Anda. Anda tunggu kedatangan faks itu, lalu teleponlah seorang penerjemah kenalan Anda untuk menanyakan tarifnya. Saat Anda menghubungi kembali agen atau klien Anda, Anda akan terdengar profesional.

Tentu saja, dengan situasi semacam ini Anda perlu tahu apakah lumrah untuk mem-faks teks sumber kepada penerjemah dan lumrahkah jika penerjemah berkesempatan memeriksa teks terlebih dahulu sebelum menyatakan setuju menerima pekerjaan itu. Bila Anda tidak mengetahuinya, Anda tidak boleh membuang waktu dan harus mengakui, “Emm, saya tidak tahu. Biasanya Anda membayar untuk apa saja?” Tidak perlu gugup mengatakannya. Para lembaga jasa penerjemah menggantungkan mata pencahariannya kepada penerjemah-penerjemah lepas. Mereka mengumpulkan penerjemah lepas untuk dibina dan dilatih menjadi penerjemah handal, bagi yang bisa belajar cepat tentu akan mendapatkan peluang lebih besar untuk cepat menjadi penerjemah yang profesional.

Dengan banyak menerjemah, meski masih salah salah tentu kita akan setahap demi setahap menjadi penerjemah yang profesional. Karena pengalaman akan sangat menentukan kualitas kerjaan penerjemah. Tanpa pengalaman mereka adalah hanya penghafal teori dan kosa kata yang tidak memiliki makna. Penerjemah bukan pekerja yang mengandalkan kekuatan otot, mereka lebih dituntut untuk bisa cepat berpikir dan cepat mencari jawaban, bukan tebak-tebakan.

Leave a Comment